MASYARAKAT
PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki
ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku
keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik
dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian,
dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan
teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang
kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn
amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai
perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau
anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang
saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.
Didalam masyarakat pedesaan
di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.
Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.
Sebagian besar warga
masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.
Masyarakat tersebut
homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan
sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita
mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham
yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat
pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang
sering diistilahkan dengan :
- konflik
- kontraversi
- kompetisi
MASYARAKAT
PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community .
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap
ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.
Kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.
Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham
politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3.
Jalan pikiran rasional yang
pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi –
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor
pribadi.
4.
Pembagian kerja di antra
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa
5.
Interaksi yang terjai lebih
banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
6.
Pembagian waktu yang lebih
teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7.
Perubahan-perubahan sosial
tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar.
URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang
melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke
kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor
penarik dari kota. Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar
urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang.
Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke
perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan
daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:
Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya
urbanisasi sebagai beriikut.
1.
Terbatasnya kesempatan
kerja atau lapangan kerja di desa.
2.
Tanah pertanian di desa
banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
3.
Kehidupan pedesaan lebih
monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
4.
Fasilitas kehidupan kurang
tersedia dan tidak memadai.
5.
Upah kerja di desa rendah.
6.
Timbulnya bencana desa,
seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik
dari Kota
Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya
urbanisasi sebagai berikut.
1.
Kesempatan kerja lebih
banyak dibandingkan dengan di desa.
2.
Upah kerja tinggi.
3.
Tersedia beragam fasilitas
kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan
pusat-pusat perbelanjaan.
4.
Kota sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Cara untuk mengurangi tingkat urbanisasi di Indonesia:
1.
Pembngunan infrastruktur di
daerah & pedesaan.
2.
Peningkatan fasilitas
kesehatan dan pendidikan yang lebih memadai.
3.
Asuransi kesehatan dan
pendidikan di desa.
4.
Penambahan lapangan kerja.
5.
Memberikan dan meningkatkan
SDM di pedesaan agar dapat bersaing dengan masyarakat kota.
6.
Pelatihan Berwirausaha.
7.
Mempromosikan Desa
tersebut.
Daftar Pustaka :